BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Softball meruapakan salah satu
bidang olahrga yang palimg digemari masyarakat diAmerika serikat dan
perkembangannya sangat pesat, namun lain halnya dengan msayarakat diindonesia
olahraga ini tidak begitu dikenal, hanya sebagian masayarakat mengetahuinya dan
beberapa sekolah tertentu. Padahal olahraga ini dapat dimainkan oleh semua
kalangan, baik yang tua, muda, anak-anak, orang dewasa laki-laki, atau pun perempuan
dan tiadak perlu lapangan yamg luas untuk melakukan olahraga ini. Maka dari itu
dengan adanya mekalah ini akan menjadi acuan bagi saya agar bisa mengatahui
olahraga ini dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang diatas, dapat dirumuskan masalah bahawa, softball sebagai salah satu
cabang olahraga yang banyak digemari. maka diperlukan peraturan-peraturan yang
seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi masayarakat apabila
ingin melaksanakan pertandingan/kompetisi.
1.3 Tujuan
Dalam kontaks ini softball merupakan
salah satu cabang olahraga yang sangat penting, sebagai aktifitas gerak dalam
berolahraga, karna semua kalangan dapat memainkannya, dan tidak perlu lapangan
yang luas unutk melakukan permainan ini. Maka dari itu timbulperhatian yang
serius terhadap cabang olahraga tersebut, agar olahraga ini dapat diketahui
oleh semua kalangan khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa. Sehinga
perkembangan olahraga ini khusnya didaerah sulawesi tengah dapat membantu
masayarakat dalam meningkatkan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Softball Didunia
Permainan Softball tepatnya lahir di
Amerika Serikat, yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887.
Awalnya sofball dimainkan hanya untuk kegiatan rekreasi semata dan dilakukan di
lapangan tertutup. Namun ternyata dalam waktu singkat softball justru menjadi
permainan yang banyak digemari masyarakat disana waktu itu. Daya tarik yang
utama mengapa permainan ini cepat dicintai masyarakat, karena permainannya
berbeda-beda dengan baseball (bisbol). Softball dapat dimainkan oleh setiap
orang dengan tidak memandang usia, baik pria ataupun wanita, dan tak memerlukan
lapangan yang luas dan yang terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup.
Dari Amerika Serikat, olahraga ini berkembang ke Kanada dan dari sanalah
softball makin berkembang ke seluruh penjuru dunia.
Mengingat perkembang softball dari permainan rekreasi menjadi suatu cabang olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut, harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu. Kemudian lahirlah Federasi Softball Internasional (International Softball Federation). Badan inilah yang akhirnya membuat perturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Naskah aslinya tertulis dalam bahasa Inggris, yang banyak diterjemahkan oleh negara-negara anggotanya.
Mengingat perkembang softball dari permainan rekreasi menjadi suatu cabang olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut, harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu. Kemudian lahirlah Federasi Softball Internasional (International Softball Federation). Badan inilah yang akhirnya membuat perturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Naskah aslinya tertulis dalam bahasa Inggris, yang banyak diterjemahkan oleh negara-negara anggotanya.
2.1 Perkembangan Softball
Muncul pertama di Amerika Serikat,
kemudian Kanada dan negara-negara Barat lainnya, lalu berkembang di Asia.
Terutama setelah Perang Dunia II usai, softball semakin menyebar untuk dikenal
dan digemari. Di Jepang, Philipina, Korea Selatan, Taiwan, Softball telah
menjadi permainan rakyat. Mingingat pesatnya perkembangan olahraga ini di Asia,
dibentuklah Amateur Softball of Asia, yang disingkat ASA-ASIA (Persatuan
Softball Amatir se-Asia). Anggotanya antara lain : Philipina, Jepang, Korea
Selatan, Taiwan, Hongkong, Pakistan, India, Muangthai, Singapura dan
Indonesia.
Kejuaraan Softball wanita se-Asia
diselenggarakan di Manila, pada Februari 1967, pesertanya baru 5 negara :
Philipina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong. Demikianlah selanjutnya
direncanakan kejuaraan Asia ini setiap tahun sekali, dengan penyelenggaraan
setahun sekali bergantian antara putera dan puteri. Misalnya tahun ini
kejuaraan softball putera, maka tahun depan untuk bagian puterinya. Softball
juga sedang berjuang untuk dipertandingkan di Asian Games. Dalam Asian Games
Bangkok tahun 1966, Softball juga ikut demonstrasi.
B. Peraturan Permainan Softball
1. Lapangan, & Posisi Pemain Bertahan (Defensive Team)
Lapangan Baseball atau Softball
memiliki bentuk ¼ lingkaran. Setiap tim baik defensiv ataupun offensiv-tim
dalam permainan dilapangan terdiri dari 9 pemain. Biasanya dalam pertandingan
resmi, tim tuan rumah memulai permainan sebagai tim defense terlebih dahulu.
Semua 9 pemain defense (pemain yg berkostum putih, dlm gambar) menempati posisi
yg telah pasti dan diatur atau ditentukan oleh tim-nya, yaitu; 3 orang pemain
menempati wilayah Outfield (daerah pertahanan belakang, yaitu Right-fielder,
Center-fielder dan Left-fielder ), dan 4 orang pemain menempati wilayah Infield
(daerah pertahanan depan / dalam, yaitu 1st Base-man, 2nd Base-man, Shortstop,
dan 3rd Base-man), ditambah 2 pemain yg sangatlah penting, yaitu Pitcher
(Pelempar Pitching yg berada ditengah-tengah Infield, biasanya berdiri diatas
Pitcher’s Mound ) dan Catcher (Penangkap bola Pitching, yg duduk jongkok
dibelakang homeplate berhadapan dng Pitcher yg berjarak kira-kira 18,5 -19 m).
Sedangkan tim offense atau pemain lawan, sementara berada diluar atau disamping lapangan ditempat masing-masing tim (Dugout). Tim Offens / Pemukul, maju satu persatu secara bergantian dan berurutan sebagai Pemukul / Batter (pemain yg berkostum biru pada gambar )sesuai dg urutan Pemukul yg telah ditentukan sebelumnya, untuk memulai permainan, berdiri didalam Batter’s Box disamping Homeplate.(lihat keterangan gambar lapangan yg berwarna hijau dlm posting pertama ttg “Mengenal Baseball” utk melihat letak Batter’box & Home plate) dan berusaha memukul Bola sebagus mungkin ke daerah permainan supaya Tim Defense tdk dapat menangkap bola pukulannya. Pukulan bola yg menghasilkan Base yg tidak disebabkan oleh error / kesalahan dari tim defense, disebut HIT. Begitu seterusnya, sama halnya untuk pemukul berikutnya, permainan akan berganti sampai dengan Tim Defense berhasil membuat 3 OUT tim offense (3 orang OUT baik itu Batter ataupun Runner). 1 babak atau ronde dalam Baseball/Softball dinamakan Inning, jika masing-masing tim telah bergantian melakukan 1x defense dan 1x offense.
Sedangkan tim offense atau pemain lawan, sementara berada diluar atau disamping lapangan ditempat masing-masing tim (Dugout). Tim Offens / Pemukul, maju satu persatu secara bergantian dan berurutan sebagai Pemukul / Batter (pemain yg berkostum biru pada gambar )sesuai dg urutan Pemukul yg telah ditentukan sebelumnya, untuk memulai permainan, berdiri didalam Batter’s Box disamping Homeplate.(lihat keterangan gambar lapangan yg berwarna hijau dlm posting pertama ttg “Mengenal Baseball” utk melihat letak Batter’box & Home plate) dan berusaha memukul Bola sebagus mungkin ke daerah permainan supaya Tim Defense tdk dapat menangkap bola pukulannya. Pukulan bola yg menghasilkan Base yg tidak disebabkan oleh error / kesalahan dari tim defense, disebut HIT. Begitu seterusnya, sama halnya untuk pemukul berikutnya, permainan akan berganti sampai dengan Tim Defense berhasil membuat 3 OUT tim offense (3 orang OUT baik itu Batter ataupun Runner). 1 babak atau ronde dalam Baseball/Softball dinamakan Inning, jika masing-masing tim telah bergantian melakukan 1x defense dan 1x offense.
2. Pitcher ( Pelempar )
Permainan dimulai dari Pitcher, yg
bertugas melempar Bola kencang, secerdik dan setepat mungkin, agar pemain lawan
(Pemukul / Hitter) tidak mungkin dapat memukul bola lemparannya.Partnernya
“Catcher”, biasanya memberikan isyarat / kode bola yg hendaknya dilemparkan
Pitcher, sesuai dengan kelemahan si-Pemukul, baik itu bola lambat, kencang,
berbelok atau tipuan sekalipun, sesuai dg trik-trik Pitching yg Pitcher kuasai.
3. Pemukul (Hitter) & Strike
Zone
Satu lemparan “Strike” akan dan hanya dihitung untuk keuntungan Pitcher, umumnya jika :
• bola lemparannya tepat berada dalam “Strike Zone” dan tidak terpukul baik di-swing atau tidak oleh Batter- bola lemparannya diluar “Strike Zone”atau “Ball” dan tdk terpukul walaupun di-swing oleh Batter
• bola lemparannya terpukul oleh Batter,
tetapi missed “Foul Ball”atau keluar daerah permainan “Foul Territory”.
Strike Zone adalah daerah “kotak imajinasi” tujuan
lemparan bola yg lebarnya selebar Home Plate dan tingginya didefinisikan antara
lutut s/d siku tangan depan si-Pemukul / Batter. ( lihat gambar 3 diatas,
Grafik terlihat dari pandangan si-Pitcher ). Apakah lemparan Pitcher masuk atau
keluar “Strike Zone”, semua ditentukan oleh keputusan Plate Umpire ( petugas yg
memakai kostum biru muda dibelakang catcher, dalam gambar ).
4. Tujuan dan Sasaran Hitter memukul
bola
Tugas dari si-Pemukul / Hitter
adalah, berusaha sebaik dan sejauh mungkin memukul bola ke daerah permainan
“Fair Territory”, seperti yg ditunjukkan oleh line yg berwarna kuning. Jika
bola yg terpukul (ke arah line berwarna merah) keluar dari daerah permainan
“Foul Territory”, maka dianggap sebagai Pukulan yg gagal dan dihitung “Strike”
keuntungan bagi Pitcher. Setelah bola terpukul,maka Hitter harus melepaskan
“Bat” ditanah dan berlari kearah Base, sejauh & sebanyak Base yg bisa dia
capai (ke arah panah yg berwarna biru), dan berusaha jangan sampai di-OUT-kan
(misalnya Tag Play) oleh tim Defense. Setiap Pemain Offense ( Hitter / Runner
), yg berhasil mencapai ke-4 Bases (kembali ke Home Plate) dan berlanjut pada
pemukul berikutnya, dia telah berhasil menciptakan 1 angka untuk tim-nya. Jika
seorang Pemukul / Hitter, dapat memukul dengan keras dan jauh melebihi jarak
“Out Field”, maka dia dapat dengan mudah mencapai semua Base hingga kembali ke
Home Plate tanpa harus di-Out-kan oleh tim Defense, dan dia berhasil
menyumbangkan 1 angka, dan berhak mendapatkan predikat “HOMERUN” untuk tim-nya.
(lihat line kuning “homerun”)
5. Strikes
5. Strikes
Setiap Pemukul diberikan 3 kali
kesempatan untuk memukul Bola dari Pitcher. Jika Pitcher berhasil melempar Bola
3 kali tepat masuk ke dalam Strike Zone tanpa dipukul oleh Hitter, maka
si-Pemukul / Hitter dinyatakan “OUT“ dan harus keluar lapangan kembali menuju
Dugout. Dalam gambar ditunjukkan contoh lemparan bola „STRIKES“, yg diputuskan
oleh Plate Umpire dengan menggerakkan tangannya. Definisi daerah Strike Zone,
bisa kembali melihat Point 3 diatas.
6. Balls
Karena bola “Strikes“ sering kali
pula begitu mudah untuk dipukul oleh Hitter, sehingga Pitcher terkadang juga
melepaskan Pitch atau melemparkan bola diluar Strike Zone untuk mengecohkan
si-Pemukul, dan memaksanya melakukan ayunan “Swing“ atau memukul bola-bola
jelek (Balls). Namun, hal ini jangan sampai berlebihan, karena jika Pitcher 4
kali melakukan lemparan diluar Strike Zone (Balls) dan Hitter tidak terkecoh
dan tidak melakukan Swing atau Pukulan, maka setelah 4 Balls si-Pemukul /
Hitter dibolehkan menuju Base pertama, tanpa harus memukul bola terlebih dahulu
(Free Walk – keuntungan buat Hitter). Untuk itu, Plate Umpire bertugas juga
menghitung “Count“ antara “Balls“ dan “Strikes“ yg terjadi dalam setiap Pitch.
Duel antara Hitter dan Pitcher akan berakhir, jika:
- Hitter “OUT“ karena telah 3 kali tidak dapat memukul bola Strikes. Atau
- Hitter boleh dan bebas menuju Base pertama karena Pitcher telah melakukan 4 kali Balls, Atau
- Hitter memukul bola ke daerah permainan, dan berlanjut menjadi Runner.
- Hitter terkena lemparan "Wildpitch" Pitcher baik sengaja atau tidak sengaja, dan Hitter boleh dan bebas menuju Base pertama. Hal semacam ini, dinamakan "Hit-by-pitch"
- Hitter “OUT“ karena telah 3 kali tidak dapat memukul bola Strikes. Atau
- Hitter boleh dan bebas menuju Base pertama karena Pitcher telah melakukan 4 kali Balls, Atau
- Hitter memukul bola ke daerah permainan, dan berlanjut menjadi Runner.
- Hitter terkena lemparan "Wildpitch" Pitcher baik sengaja atau tidak sengaja, dan Hitter boleh dan bebas menuju Base pertama. Hal semacam ini, dinamakan "Hit-by-pitch"
7. Baserunning
Setiap Hitter yg telah memukul bola
ke daerah permainan, berlanjut sebagai Pelari
(Baserunner). Dia berusaha berlari secepatnya kearah Base, sejauh & sebanyak Base yg bisa dia capai, selama pemain Defense berusaha menangkap & mengkontrol bola pukulan Hitter dan melemparkan kembali pada pemain defense lainnya “Infielder“ untuk meng-OUT-kan Runner dan mengamankan permainan. Jika Runner sedikitnya mencapai 1st Base, sebelum pemain Defense melemparkan bola pada Infielder 1st Base-man, maka Runner berhasil mendapatkan dan berdiri diatas Base pertama dan selanjutnya menunggu Hitter berikutnya yg akan memukul bola. Pada setiap Base hanya diperbolehkan satu Runner menempati masing-masing Base. Dalam permainan Baseball,selama bola hidup (Play Ball) Baserunner diperbolehkan dan dapat setiap saat meninggalkan Base, tanpa bergantung pada gerakan Pitching untuk mencuri Base (Base Stealing) berlari menuju Base berikutnya. Hal ini berbeda dengan Permainan Softball, dimana dalam keadaan Play Ball bola berada ditangan Pitcher diwilayah lingkaran zone Pitch, Baserunner harus berdiri diam diatas Base sampai menunggu lemparan Pitch dilakukan.
(Baserunner). Dia berusaha berlari secepatnya kearah Base, sejauh & sebanyak Base yg bisa dia capai, selama pemain Defense berusaha menangkap & mengkontrol bola pukulan Hitter dan melemparkan kembali pada pemain defense lainnya “Infielder“ untuk meng-OUT-kan Runner dan mengamankan permainan. Jika Runner sedikitnya mencapai 1st Base, sebelum pemain Defense melemparkan bola pada Infielder 1st Base-man, maka Runner berhasil mendapatkan dan berdiri diatas Base pertama dan selanjutnya menunggu Hitter berikutnya yg akan memukul bola. Pada setiap Base hanya diperbolehkan satu Runner menempati masing-masing Base. Dalam permainan Baseball,selama bola hidup (Play Ball) Baserunner diperbolehkan dan dapat setiap saat meninggalkan Base, tanpa bergantung pada gerakan Pitching untuk mencuri Base (Base Stealing) berlari menuju Base berikutnya. Hal ini berbeda dengan Permainan Softball, dimana dalam keadaan Play Ball bola berada ditangan Pitcher diwilayah lingkaran zone Pitch, Baserunner harus berdiri diam diatas Base sampai menunggu lemparan Pitch dilakukan.
8. Fly Out
Tim
Defense bertugas, secepat mungkin menghasilkan 3 “OUT”, yaitu mematikan 3
pemain tim lawan, baik itu Hitter ataupun Baserunner. Jika berhasil, maka
permainan akan bergantian, tim yg tadi sebagai Defense meninggalkan Infield
& Outfield untuk selanjutnya menjadi tim Offense yg memukul & berlari
untuk menciptakan angka.
Untuk mematikan lawan dan menghasilkan 3 OUT, tim Defense memiliki beberapa kemungkinan. Seperti halnya di gambar 5 yg telah diterangkan sebelumnya, bahwa tim Offense dalam hal ini Hitter dinyatakan OUT karena 3 kali tidak dapat memukul bola dan mendapatkan 3 kali Strikes, atau disebut “Strike Out”. Kali ini, pemain tim Offense juga dinyatakan OUT, jika bola yg dipukulnya langsung dapat ditangkap diatas udara oleh pemain Defense, tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu (Fly Out).
Untuk mematikan lawan dan menghasilkan 3 OUT, tim Defense memiliki beberapa kemungkinan. Seperti halnya di gambar 5 yg telah diterangkan sebelumnya, bahwa tim Offense dalam hal ini Hitter dinyatakan OUT karena 3 kali tidak dapat memukul bola dan mendapatkan 3 kali Strikes, atau disebut “Strike Out”. Kali ini, pemain tim Offense juga dinyatakan OUT, jika bola yg dipukulnya langsung dapat ditangkap diatas udara oleh pemain Defense, tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu (Fly Out).
9. Force Out
Pemain tim Offense dinyatakan OUT
pula, jika tim Defense berhasil meng-kontrol bola yg dipukul Hitter dan secepat
mungkin melemparkan pada 1st Base-man yg menguasai Base, sebelum Runner
mencapai 1st Base. Karena Hitter terpaksa harus lari, setelah dia memukul bola ke
daerah permainan,dan kalah cepat dengan bola yg ditangkap lebih dulu oleh 1st
Base-man di Base-nya, hal ini kita sebut “Force Out”. Apakah Bola atau Runner
yg lebih dulu mencapai Base, hal ini diputuskan oleh Field Umpire (dalam
gambar, berdiri mengangkat tangan & memakai kostum biru muda).
10. Safe
Lain halnya, jika Hitter / Runner
berhasil mencapai Base sebelum bola ditangkap Infielder di Base-nya, maka dia
mendapatkan “Safe” dan boleh diam berdiri di Base yg dicapainya. Dalam hal ini,
berlanjut pada Pemukul berikutnya dan berusaha menolong Baserunner didepannya
untuk mencapai Base selanjutnya. Dalam gambar terlihat pula, Field Umpire
memberikan tanda Safe dengan membuka atau melebarkan tangan kiri dan kanannya.
11. Base Hit
11. Base Hit
Seorang Hitter yg berhasil memukul
bola melewati Infielder, sehingga dia dengan mudah dapat mencapai 1st Base,
dapat pula memiliki kesempatan mencapai Base-base berikutnya, bergantung pada
kemampuannya memukul bola dengan baik, keras dan jauh hingga sulit dikontrol
oleh pemain defense.
12. Steal
Seorang Baserunner dengan Resikonya,
dapat setiap saat meninggalkan Basenya dan berusaha mencapai Base berikutnya,
tanpa menunggu hasil Pukulan Hitter teman satu tim-nya, sebelum pemain Defense
berusaha mematikannya “OUT” dengan melakukan Tag Play. Karena Runner dengan ini
berusaha dan bermaksud mencapai Base berikutnya tanpa sepengetahuan tim
Defense, maka hal ini disebut “Base Stealing”.
13. Tag Out
Kesempatan lainnya, tim Defense
untuk mematikan lawan atau melakukan OUT Baserunner, adalah mematikan
Baserunner dengan bola, pada saat Baserunner tidak berdiri atau berada di
Base-nya. Semua Bases adalah Safe-zone para Baserunner, yakni daerah aman untuk
berdiri, tanpa gangguan dan resiko dimatikan oleh tim Defense.
Namun jika Baserunner meninggalkan Base-nya, untuk memperpendek jarak menuju Base berikutnya, maka tim Defense hanya dapat mematikan Runner melalui Tag (menyentuhkan bola yg ada ditangannya (Glove) pada Runner), hal tsb. dinamakan Tag Out.
Namun jika Baserunner meninggalkan Base-nya, untuk memperpendek jarak menuju Base berikutnya, maka tim Defense hanya dapat mematikan Runner melalui Tag (menyentuhkan bola yg ada ditangannya (Glove) pada Runner), hal tsb. dinamakan Tag Out.
14. Double Play
Hal yg sulit dilakukan tim Defense,
mematikan 2 pemain lawan (Offense) sekaligus adalah Double Play, bahkan 3
pemain sekaligus (Triple Play). Karena disetiap Base hanya boleh ditempati 1
Baserunner, maka setiap bola yg dipukul HIT oleh pemain 1 timnya, Baserunner yg
persis berada didepannya harus dng terpaksa mengosongkan Base (yg akan dicapai
Hitter atau Runner sebelumnya) menuju Base-berikutnya, hal ini dinamakan (Force
Play). Contohnya, seorang Baserunner sebelumnya berdiri di 1st Base, setelah
bola dipukul HIT selanjutnya oleh Hitter teman 1 tim-nya, maka dia harus dan
terpaksa dalam keadaan apapun mencapai 2nd Base, walaupun kemungkinannya sangat
kecil sekali. Tim Defens dalam hal ini, dapat berusaha pertama kali
meng-kontrol bola dan melemparkan bola ke 2nd Base untuk mematikan Runner di
2nd Base tanpa melakukan Tag Out dan selanjutnya secepat mungkin melemparkan
bola ke 1st Base untuk sekaligus mematikan Hitter yg berlari menuju 1st Base
tanpa melakukan Tag Out. Begitu pula halnya dengan Triple Play.
15. Pemenang dalam Sebuah
Pertandingan Baseball
Pemenang dalam Sebuah Pertandingan
Baseball adalah Tim yg mencapai angka tertinggi setelah Inning 9 (Inning
terakhir) selesai. Di dalam pertandingan Baseball biasanya tidak berlaku angka
SERI, jika kedua Tim memiliki angka yg sama atau SERI di penghabisan Inning
terakhir, maka pertandingan akan terus dilanjutkan di Inning berikutnya, sampai
salah satu Tim memiliki angka tertinggi di akhir Inning tambahan. Setelah
pertandingan usai, kedua tim akhirnya saling bersalaman atau bertepuk tangan
(TOS) sebagai tanda Sportifitas kita.
C. PERWASITAN PERMAINAN SOFTBALL
a.
Umpire (Wasit dalam Softball)
Softball banyak digemari karena permainan ini sangat
menyenangkan dan membutuhkan strategi yang jitu, namun pada dasarnya olahraga
ini termasuk dalam kategori yang sulit. Baik sulit dari segi permainan maupun
sulit dari segi peraturan permainannya. Untuk itu umpires (wasit) dalam
permainan ini harus benar-benar menguasai peraturan permainan dan peraturan
untuk upires itu sendiri. Dalam konteks ini masih banyak mahasiswa-mahasiswa
yang belum sepenuhnya mengerti akan pentingnya peraturan tentang wasit itu
sendiri. Oleh karena itu makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah permainan softball namun juga untuk kita semua dalam hal
mempelajari peraturan-peraturan umpires dalam softball mengingat olahraga ini
banyak digemari dan tidak terjadi kesalahan dalam permainannya.
b. Umpire
pertandingan
Dalam pertandingan softball terdapat minimal satu
orang hingga tujuh orang hakim atau wasit (umpire). Terdapat
satu orang plate umpire dan tiga wasit marka yang
menjaga pertandingan. Selebihnya wasit memantau daerah luar.
Dalam pertandingan fast pitch dihakimi oleh empat wasit
(satu plate umpire, tiga wasit marka).
Istilah untuk seorang wasit adalah “blue”,
disebabkan seragam mereka selalu berwarna biru. Posisi seorang wasit
adalah berdiri di belakang penangkap bola dan pemukul bola. Berfungsi untuk
melihat arah datangnya bola yang dilempar pelempar bola ke penangkap bola
apakah itu strike atau ball. Wasit juga mengawasi
jalannya permainan dengan cermat untuk menentukan peristiwa yang sebenarnya
terjadi dan menjaga agar pemain mematuhi peraturan.
Sebagai pemimpin pertandingan adalah Umpire
plate. Karena sifatnya sebagai pemimpin pertandingan,
kekuasaan umpire plate dalam sebuah pertandingan softball
adalah mutlak, Walaupun dapat diprotes (appealed) keputusannya tidak
dapat diganggu gugat apabila protes yang dilakukan pemain atau
pelatih atau manager team menyangkut ajustment, tapi protes dapat dilakukan dan
dapat diterima apabila protes dilaukan terhadap salah penerapan rules. Seorang
wasit dapat mengeluarkan siapa saja baik pemain atau bahkan
seorang pelatih keluar lapangan, jika menurut wasit mengganggu
jalannya pertandingan.
c. Weweang
dan kewajiban
Para wasit adalah wakil wakil liga atau organisasi
yang ditugaskan pada sebuah pertandingan, dan sebagai petugas, diberi wewenang
dan diharuskan memberlakukan setiap section peraturan di buku ini. Mereka
berhak memerintahkan seorang pemain, pelatih, kapten regu atau manajer
melakukan atau tidak melakukan tindakan apapun yang menurut penilaiannya perlu
guna memberi kekuatan dan dampak pada salah satu atau semua aturan ini dan
berwenang mengenakan hukuman seperti diatur di peraturan ini. Wasit kepala
(plate umpire) punya kewenangan mengambil keputusan pada situasi manapun juga
yang belum diatur oleh peraturan ini.
d.
informasi untuk wasit
1. Wasit
tidak boleh anggota salah satu regu (yang bertanding). Contoh: pemain, pelatih,
manajer, petugas, pencatat angka atau sponsor.
2. Wasit
harus yakin akan tanggal, waktu dan tempat pertandingan dan harus tiba ditempat
tugas 20-30 menit sebelum waktu pertandingan harus dimulai, kemudian memulai
pertandingan pada waktunya dan baru meninggalkan lapangan ketika pertandingan
usai.
3. Wasit
putra maupun putri harus mengenakan
Kemeja
lengan panjang atau lengan pendek berwarna biru muda (powder blue).
Kaus
kaki biru tua (dark navy blue).
Celana
warna biru tua.
Topi
(cap) berwarna biru tua dengan aksara “ISF” berwarna putih bergaris warna biru
tercantum dibagian depan.
Tas
bola berwarna buru tua (hanya wasit kepala)
Jas
atau ‘sweater’ warna biru tua.
Sepatu
dan ikat pinggang berwarna hitam.
Kaus
dalam oblong berwarna putih dipakai di dalam kemeja biru muda.
4. Wasit
tidak dibenarkan memakai perhiasan yang tampak keluar yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan. KECUALI: Gelang dan/atau kalung Informasi Keadaan Medis
Khusus (Medical Alert Bracelets) – misalnya memberi tahu pemakai penderita
diabetes, pemakai pacu jantung atau peka penisilin, d.s.b.).
5. Wasit
kepala di Fast Pitch
Harus
memakai kedok pelindung wajah, berlapis bantalan hitam atau coklat dan
pelindung tenggorokan berwarna hitam (Pelindung tenggorokan dari kawat yang
terpasang di pelindung wajah juga dapat dipakai sebagai ganti pelindung
tenggorokan khusus).
Disarankan
untuk juga memakai pelindung tubuh dan pelindung betis (tulang kering).
6. Para
wasit harus memperkenalkan dirinya kepada kedua kapten, manajer dan pencatat
angka (scorer).
7. Para
wasit harus meneliti sempadan/ batas lapangan, peralatan dan menjelas-kan semua
peraturan setempat (lokal – ground rules) kepada ke dua regu dan para
pelatihnya.
8. Setiap wasit memiliki kewenangan
mengenyampingkan/ mangabaikan atau membuat keputusan atas pelanggaran yang
dilakukan selama waktu pertandingan berjalan atau selama pertandingan ditunda
sampai pertandingan selesai seluruhnya.
9. Tak
seorangpun wasit punya wewenang untuk mengenyampingkan/mengabaikan atau
mempersoalkan keputusan yang dibuat oleh wasit lain yang dilakukan dalam batas
batas kewenangannya masing masing seperti diuraikan dalam peraturan ini.
10. Seorang
wasit dapat berkonsultasi dengan rekan sesama wasit setiap waktu. Namun keputusan
akhir tetap ada di tangan wasit yang secara eksklusip berwenang atas keputusan
itu walaupun ia telah meminta pendapat rekannya wasit lain.
11. Guna
mendefinisikan kewajiban masing masing, maka wasit yang menentukan putusan
apakah lemparan pitch strike atau ball akan disebut “Wasit Kepala” (“Plate
Umpire”), sedangkan wasit wasit yang mengambil keputusan atas permainan di
sekitar base disebut “Wasit Base” (“Base Umpire”).
12. Wasit
kepala dan wasit base punya wewenang yang sama dan setara untuk
Menyatakan
pelari mati karena lepas dari base terlalu dini.
Menyatakan
“Jeda” (“Time”) untuk menunda pertandingan.
Mengeluarkan
atau mengusir pemain, pelatih atau manajer dari pertandingan akibat suatu pelanggaran.
Menyatakan
lemparan pitch tidak sah. 5. Menentukan dan menyatakan adanya
“infield fly”.
13. Wasit
akan menyatakan pemukul atau pelari mati tanpa perlu menunggu adanya gugatan untuk
membuat putusan itu dalam semua kasus ketika pemain pemain itu dimatikan sesuai
dengan aturan aturan ini.
CATATAN: Kecuali digugat, wasit tidak menyatakan
seorang pemain mati atau memberinya hukuman karena alpa
menyentuh base, meninggalkan base terlalu dini pada bola pukul lambung, memukul
tidak sesuai dengan giliran pukulnya, menjadi pemain cadangan yang menggantikan
pemain lain tanpa dilapor-kan kepada wasit, menjadi pemain yang bermain kembali
secara tidak sah sesudah diganti (illegal re-entry), pemain pengganti atau
pemain yang sudah diganti dan kembali lagi bermain tanpa dilaporkan, atau
menjadi pelari yang berganti posisi dengan pelari lain atau
berusaha maju ke base2 setelah sampai di base1 seperti yang di uraikan pada
peraturan ini.
14. Wasit
tidak boleh memberi sebuah regu hukuman untuk pelanggaran aturan kalau
pemberlakuan hukuman itu malah menguntungkan regu yang bersalah.
15. Kealpaan
wasit mematuhi Aturan 10 tidak dapat dijadikan dasar untuk melancarkan protes.
Aturan ini semata mata adalah panduan dan petunjuk bagi para wasit.
e.
wasit kepala (PLATE UMPIRE)
1.
Mengambil posisi di belakang punggung catcher. Ia sepenuhnya berwenang dan
bertanggung jawab untuk mengatur pertandingan agar berjalan secara tertib dan
dengan semestinya.
2. Menentukan
apakah lemparan pitch strike atau ball.
3. Dengan
kesepakatan dan kerja sama dengan wasit base, membuat keputusan tentang
permainan (plays) yang terjadi, membuat penilaian tentang bola pukul, fair atau
foul, tertangkap secara sah atau tidak sah. Pada permainan permainan yang
mengharuskan wasit base meninggalkan infield, wasit kepala mengambil alih tugas
dan kewajiban yang biasanya dipikul wasit base itu.
4. Akan
menentukan dan menyatakan apakah pemukul memukul ketok atau mengampak bola,
atau bola pukul menyentuh tubuh atau pakaian pemukul.
5. Mengambil
keputusan di base jika perlu.
6. Menentukan
apakah pertandingan di ‘forfeit’ atau tidak
7. Menjalankan
semua tugas dan tanggung jawab jika bekerja sebagai wasit tunggal dalam
pertandingan itu.
f. wasit
base (BASE UMPIRE)
1. Mengambil
posisi di lapangan permainan sedemikian rupa sesuai dengan sistem perwasitan
yang dipakai (yang relevan).
2. Membantu
wasit kepala dengan segala cara, untuk memberlakukan semua aturan permainan.
g.
tanggung jawab wasit tunggal&pergantian wasit
Jika hanya seorang wasit saja yang diberi tugas
memimpin pertandingan, kewajiban dan wewenangnya akan menyebar ke segala hal.
Posisi awal wasit pada setiap lemparan pitch adalah dari belakang plate. Pada
setiap bola pukul atau permainan yang berkembang dan berjalan, wasit akan
pindah dari belakang plate ke infield guna mencari posisi terbaik mengamati
setiap permainan yang dapat terjadi.
Sesuai kesepakatan regu regu yang bertanding, wasit
sebuah pertandingan tidak boleh diganti, kecuali ia tak lagi mampu akibat
cedera atau menderita sakit.
h. penilaian wasit (UMPIRE’S JUDGMENT)
Tak boleh ada gugatan untuk setiap keputusan wasit
manapun, atas dasar sangkaan bahwa ia salah menentukan apakah sebuah pukulan
fair atau foul,pelari mati atau selamat, bola pitch strike atau ball, atau atas
permainan manapun juga yang menyangkut kecermatan penilaian atau pengamatan.
Keputusan seorang wasit tidak boleh dibatalkan oleh wasit lain, kecuali jika ia
yakin bahwa justru telah terjadi pelanggaran atas aturan aturan ini. Dalam hal
manajer, kapten, atau salah satu regu mencoba agar sebuah keputusan dibatalkan
semata mata atas dasar penafsiran salah satu titik di aturan, wasit yang
keputusannya sedang dipertanyakan, jika ragu, dapat membahasnya dahulu dengan
rekan wasitnya sebelum mengambil keputusan final. Namun, dalam keadaan manapun
juga, tak seorangpun pemain atau individu, selain manajer atau kapten regu,
mempunyai hak yang sah melancarkan protes atas sebuah keputusan dan kemudian
menuntut agar dibatalkan, atas dasar bahwa keputusan itu bertentangan dengan
aturan aturan ini.
Dalam keadaan apapun juga seorang wasit tidak boleh
mengupayakan pembatalan keputusan seorang rekannya wasit lain, ataupun mencela
keputusan atau mencampuri tugas tugas rekannya kecuali jika diminta wasit yang
bersangkutan.
Wasit, yang melakukan pembahasan bersama, dapat
melakukan koreksi pada suatu situasi dimana pembatalan keputusan seorang wasit,
atau keputusan wasit yang tertunda, menempatkan pemukul-pelari pada posisi
dapat dimatikan (in jeopardy), atau merugikan posisi regu jaga.
CATATAN: Koreksi ini tidak dimungkinkan lagi setelah sebuah lemparan pitch
sah ataupun tidak sah dilakukan, atau kalau semua pemain jaga telah
meninggalkan daerah fair.
i. Tanda signal
1. Untuk
memberi tanda bahwa pertandingan akan dimulai, atau dilanjutkan, wasit
meneriakkan “PLAY BALL”, dan pada saat yang sama memberi tanda bahasa tubuh
kepada pitcher untuk melempar pitch.
2. STRIKE
ditandai dengan mengangkat tangan kanan ke atas, dan jari jari menunjukkan
hitungan strike sambil meneriakkan “STRIKE” dengan suara yang tegas, dan jelas
diikuti dengan jumlah strike saat itu.
3. Untuk
menandakan lemparan pitch BALL, tidak diberikan dalam bentuk tanda dengan
tangan.
4. Untuk
memberi tanda HITUNGAN (COUNT) ball dan strike, maka hitungan ball disebutkan
dahulu baru disusul dengan hitungan strike.
5. Untuk
memberi tanda telah terjadi pukulan FOUL, wasit menyerukan “FOUL BALL” dan
mengulurkan lengannya menjauhi diamond sesuai arah bola.
6. Untuk
menunjukkan FAIR BALL, wasit mengarahkan lengannya ke arah diamond, sambil
menggerak-gerakkannya seakan akan melakukan tonjokan atau memompa.
7. Untuk
menunjukkan pemukul atau pelari mati (OUT), wasit mengangkat tangan kanannya ke
atas bahunya, dengan tangan terkepal.
8. Untuk
menunjukkan bahwa pemain SAFE, wasit merentangkan kedua tangannya mendatar ke
samping tubuhnya, telapak tangan menghadap ke bawah.
9. Untuk
menunjukkan penundaan pertandingan, wasit menyerukan “TIME” atau “JEDA” sambil mengulurkan
kedua lengannya di atas kepalanya. Wasit yang lain segera menyambut dengan
gerakan yang sama.
10. Untuk
menunjukkan keadaan bola mati tertunda (DELAYED DEAD BALL), wasit mengulurkan
lengan kirinya mendatar dengan tangan terkepal.
11. Untuk
menandakan adanya situasi TRAPPED BALL wasit menjulurkan kedua lengannya
mendatar ke samping tubuh, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
12. Untuk
menunjukkan pukulan yang menurut aturan lokal dianggap pukulan dua base (GROUND
RULE DOUBLE), wasit mengulurkan tangan kanannya di atas kepalanya sambil
menunjukkan dua jarinya sebagai tanda jumlah base yang dianugerahkan.
13. Untuk
menunjukkan HOME RUN, wasit mengulurkan tangan kanan yang dikepalkan di atas
kepalanya sambil memutar mutarkan lengan itu searah jarum jam.
14. Untuk
menunjukkan INFIELD FLY, wasit menyerukan “INFIELD FLY JIKA FAIR, BATTER OUT.”
Sambil mengulurkan salah satu lengannya ke atas kepalanya.
15. Untuk
menandakan agar pitcher TIDAK MELEMPAR PITCH, wasit mengangkat satu tangannya
dengan telapak menghadap pitcher. Jika pitcher tetap melempar pitch wasit
menyatakan “NO PITCH” (“BUKAN PITCH”).
i.
Menunda pertandingan (SUSPENSION OF PLAY)
1. Wasit
dapat menunda sementara pertandingan, jika menurut penilaiannya, memang perlu
ditunda dahulu.
2. Permainan
ditunda ketika wasit meninggalkan posisinya untuk membersihkan plate, atau
melakukan tugas lain yang tidk terkait langsung dengan mengawasi pertandingan.
3. Wasit
menunda dahulu pertandingan ketika batter, atau pitcher melangkah meninggalkan
posisinya dengan alasan yang dapat disahkan.
4. Wasit
tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala pitcher telah memulai gerakan
windup.
5. Wasit
tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala suatu permainan masih sedang berlangsung.
6. Dalam
hal terjadi cedera, kecuali jika wasit berpendapat cedera yang terjadi cukup
parah (sehingga membahayakan keselamatan pemain), wasit belum akan menyerukan
“TIME” sampai semua permainan yang sedang berlanjut telah usai atau pelari
telah menduduki di base-nya masing masing.
7. Dalam
hal terjadi cedera, dan jeda pertandingan diumumkan, bola mati dan pelari dapat
diberi anugerah satu atau lebih base yang akan dapat dicapainya jika tidak
terjadi peristiwa yang menyebab-kan cedera itu.
Wasit
tidak menenuda pertandingan atas permintaan seorang pemain, pelatih atau
manajer sampai semua tindakan oleh kedua regu telah selesai sempurna.
(HANYA
SP) Manakala, menurut pendapat wasit, semua permainan yang sedang berlangsung
tampak sudah selesai sempurna, wasit baru menyerukan “TIME”.
J . Pelanggaran dan ganjaran
( VIOLATIONS AND PENALTIES)
1. Pemain,
pelatih, atau manajer tidak boleh mengeluarkan kata kata kotor, kata kata yang
merendahkan atau menghina tentang atau kepada pemain lawan, officials, petugas
pertandingan, atau penonton, atau berperilaku atau menunjukkan perilaku dan
sikap yang dapat dipandang tidak sportif.
2. Ganjaran
untuk pelanggaran oleh pemain dapat berupa PENGUSIRAN dengan segera, atau
pelanggar DIKELUARKAN dari pertandingan.
3. Ganjaran
atas pelanggaran oleh manajer, pelatih atau petugas regu lainnya adalah
Bagi
pelanggaran pertama, diberi peringatan.
Pelanggaran
berikutnya, atau jika pelanggaran pertama sudah dianggap wasit bersifat pelanggaran
berat, pelanggar DIUSIR dari pertandingan.
CATATAN: Jika pelatih kepala yang diusir dari pertandingan, ia harus
memasukkan nama pelatih sebagai penggantinya sepanjang sisa pertandingan.
4. Pemain
yang DIKELUARKAN dari pertandingan masih dibenarkan duduk di bangku pemain,
namun tidak lagi boleh ikut serta bermain kecuali berfungsi sebagai ‘coach’.
5. Pemain,
manajer, pelatih atau anggota regu lainnya yang DIUSIR dari pertandingan, harus
segera meninggalkan lapangan ke ruang ganti (dressing room) selama sisa
pertandingan.
6. Perlawanan
atas keputusan PENGELUARAN atau PENGUSIRAN oleh seseorang untuk segera
meninggalkan pertandingan akan berakibat diberikannya kemenangan kepada regu
lawannya (forfeiture).
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Mengingat perkembang softball dari
permainan rekreasi menjadi suatu cabang olahraga, maka diperlukan
peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman
bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut, harus ada badan
yang mempunyai wewenang untuk itu. Kemudian lahirlah Federasi Softball
Internasional (International Softball Federation). Badan inilah yang akhirnya
membuat perturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga softball yang
berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Untuk menyalurkan
kegiatan-kegiatan softball di Indonesia, diperlukan suatu badan yang
mengaturnya, maka dibentuklah Organisasi Induk dengan nama PERBASASI
(Perserikatan Baseball & Softball Amatir Seluruh Indonesia). Dengan adanya
wadah PB. PERBASASI ini mulailah diadakan kompetisi softball tingkat nasional.
Serta kompetisi tingkat daerah khusunya sulawesi tengah.
b. Saran
Softball merupakan salah satu cabang
olahraga yang menarik namun karna banyak istilah-istilah dalam bahasa asing
sehingga menyulitkan pemain. Jadi agar olahraga ini perkembangannya diindonesia
tidak memngalami kesulitan. Maka perlu perhatian serius PERBASASI (Perserikatan
Baseball & Softball Amatir Seluruh Indonesia) untuk pengaplikasiannya dalam
masyarakat, khusnya pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
International Softball Federation. Softball rules.
Piet Burhanudin. Terjemahan International Softball rules 2010 - 2013.
Aturan 10. Wasit (umpires). hal 95
Wilson John & Jacob R. Phil. 2004. Softball & Baseball Rules.
Lousville. Sport Generation.
http://www.iscfastpitch.com/index.php?page=rules_and_forms. Diakses pada, 11 juni 2012 pukul
22.00 WIB
http://prasetya230487.blogspot.com/2007/12/wasit-pertandingan-umpire.html. diakses pada, 14 juni 2012 pukul
18.45 WIB
WWW. Geoggel. Com
www.blogger.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar