Minggu, 22 November 2015

makalah softbol

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Softball meruapakan salah satu bidang olahrga yang  palimg digemari masyarakat diAmerika serikat dan perkembangannya sangat pesat, namun lain halnya dengan msayarakat diindonesia olahraga ini tidak begitu dikenal, hanya sebagian masayarakat mengetahuinya dan beberapa sekolah tertentu. Padahal olahraga ini dapat dimainkan oleh semua kalangan, baik yang tua, muda, anak-anak, orang dewasa laki-laki, atau pun perempuan dan tiadak perlu lapangan yamg luas untuk melakukan olahraga ini. Maka dari itu dengan adanya mekalah ini akan menjadi acuan bagi saya agar bisa mengatahui olahraga ini dengan baik.

1.2    Rumusan Masalah 
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah bahawa, softball sebagai salah satu cabang olahraga yang banyak digemari. maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi masayarakat apabila ingin melaksanakan pertandingan/kompetisi.

1.3 Tujuan
Dalam kontaks ini softball merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat penting, sebagai aktifitas gerak dalam berolahraga, karna semua kalangan dapat memainkannya, dan tidak perlu lapangan yang luas unutk melakukan permainan ini. Maka dari itu timbulperhatian yang serius terhadap cabang olahraga tersebut, agar olahraga ini dapat diketahui oleh semua kalangan khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa. Sehinga perkembangan olahraga ini khusnya didaerah sulawesi tengah dapat membantu masayarakat dalam meningkatkan kesehatan.  








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sejarah Softball Didunia
Permainan Softball tepatnya lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Awalnya sofball dimainkan hanya untuk kegiatan rekreasi semata dan dilakukan di lapangan tertutup. Namun ternyata dalam waktu singkat softball justru menjadi permainan yang banyak digemari masyarakat disana waktu itu. Daya tarik yang utama mengapa permainan ini cepat dicintai masyarakat, karena permainannya berbeda-beda dengan baseball (bisbol). Softball dapat dimainkan oleh setiap orang dengan tidak memandang usia, baik pria ataupun wanita, dan tak memerlukan lapangan yang luas dan yang terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup. Dari Amerika Serikat, olahraga ini berkembang ke Kanada dan dari sanalah softball makin berkembang ke seluruh penjuru dunia.
Mengingat perkembang softball dari permainan rekreasi menjadi suatu cabang olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut, harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu. Kemudian lahirlah Federasi Softball Internasional (International Softball Federation). Badan inilah yang akhirnya membuat perturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Naskah aslinya tertulis dalam bahasa Inggris, yang banyak diterjemahkan oleh negara-negara anggotanya. 

2.1 Perkembangan Softball 
Muncul pertama di Amerika Serikat, kemudian Kanada dan negara-negara Barat lainnya, lalu berkembang di Asia. Terutama setelah Perang Dunia II usai, softball semakin menyebar untuk dikenal dan digemari. Di Jepang, Philipina, Korea Selatan, Taiwan, Softball telah menjadi permainan rakyat. Mingingat pesatnya perkembangan olahraga ini di Asia, dibentuklah Amateur Softball of Asia, yang disingkat ASA-ASIA (Persatuan Softball Amatir se-Asia). Anggotanya antara lain : Philipina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, Pakistan, India, Muangthai, Singapura dan Indonesia. 
Kejuaraan Softball wanita se-Asia diselenggarakan di Manila, pada Februari 1967, pesertanya baru 5 negara : Philipina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong. Demikianlah selanjutnya direncanakan kejuaraan Asia ini setiap tahun sekali, dengan penyelenggaraan setahun sekali bergantian antara putera dan puteri. Misalnya tahun ini kejuaraan softball putera, maka tahun depan untuk bagian puterinya. Softball juga sedang berjuang untuk dipertandingkan di Asian Games. Dalam Asian Games Bangkok tahun 1966, Softball juga ikut demonstrasi.

B.  Peraturan Permainan Softball

1.    Lapangan, & Posisi Pemain Bertahan (Defensive Team)
Lapangan Baseball atau Softball memiliki bentuk ¼ lingkaran. Setiap tim baik defensiv ataupun offensiv-tim dalam permainan dilapangan terdiri dari 9 pemain. Biasanya dalam pertandingan resmi, tim tuan rumah memulai permainan sebagai tim defense terlebih dahulu. Semua 9 pemain defense (pemain yg berkostum putih, dlm gambar) menempati posisi yg telah pasti dan diatur atau ditentukan oleh tim-nya, yaitu; 3 orang pemain menempati wilayah Outfield (daerah pertahanan belakang, yaitu Right-fielder, Center-fielder dan Left-fielder ), dan 4 orang pemain menempati wilayah Infield (daerah pertahanan depan / dalam, yaitu 1st Base-man, 2nd Base-man, Shortstop, dan 3rd Base-man), ditambah 2 pemain yg sangatlah penting, yaitu Pitcher (Pelempar Pitching yg berada ditengah-tengah Infield, biasanya berdiri diatas Pitcher’s Mound ) dan Catcher (Penangkap bola Pitching, yg duduk jongkok dibelakang homeplate berhadapan dng Pitcher yg berjarak kira-kira 18,5 -19 m).
Sedangkan tim offense atau pemain lawan, sementara berada diluar atau disamping lapangan ditempat masing-masing tim (Dugout). Tim Offens / Pemukul, maju satu persatu secara bergantian dan berurutan sebagai Pemukul / Batter (pemain yg berkostum biru pada gambar )sesuai dg urutan Pemukul yg telah ditentukan sebelumnya, untuk memulai permainan, berdiri didalam Batter’s Box disamping Homeplate.(lihat keterangan gambar lapangan yg berwarna hijau dlm posting pertama ttg “Mengenal Baseball” utk melihat letak Batter’box & Home plate) dan berusaha memukul Bola sebagus mungkin ke daerah permainan supaya Tim Defense tdk dapat menangkap bola pukulannya. Pukulan bola yg menghasilkan Base yg tidak disebabkan oleh error / kesalahan dari tim defense, disebut HIT. Begitu seterusnya, sama halnya untuk pemukul berikutnya, permainan akan berganti sampai dengan Tim Defense berhasil membuat 3 OUT tim offense (3 orang OUT baik itu Batter ataupun Runner). 1 babak atau ronde dalam Baseball/Softball dinamakan Inning, jika masing-masing tim telah bergantian melakukan 1x defense dan 1x offense.


2.    Pitcher ( Pelempar ) 
Permainan dimulai dari Pitcher, yg bertugas melempar Bola kencang, secerdik dan setepat mungkin, agar pemain lawan (Pemukul / Hitter) tidak mungkin dapat memukul bola lemparannya.Partnernya “Catcher”, biasanya memberikan isyarat / kode bola yg hendaknya dilemparkan Pitcher, sesuai dengan kelemahan si-Pemukul, baik itu bola lambat, kencang, berbelok atau tipuan sekalipun, sesuai dg trik-trik Pitching yg Pitcher kuasai.
3.    Pemukul (Hitter) & Strike Zone

Satu lemparan “Strike” akan dan hanya dihitung untuk keuntungan Pitcher, umumnya jika :
•    bola lemparannya tepat berada dalam “Strike Zone” dan tidak terpukul baik di-swing atau tidak oleh Batter- bola lemparannya diluar “Strike Zone”atau “Ball” dan tdk terpukul walaupun di-swing oleh Batter
•    bola lemparannya terpukul oleh Batter, tetapi missed “Foul Ball”atau keluar daerah permainan “Foul Territory”.
Strike Zone adalah daerah “kotak imajinasi” tujuan lemparan bola yg lebarnya selebar Home Plate dan tingginya didefinisikan antara lutut s/d siku tangan depan si-Pemukul / Batter. ( lihat gambar 3 diatas, Grafik terlihat dari pandangan si-Pitcher ). Apakah lemparan Pitcher masuk atau keluar “Strike Zone”, semua ditentukan oleh keputusan Plate Umpire ( petugas yg memakai kostum biru muda dibelakang catcher, dalam gambar ).
4.    Tujuan dan Sasaran Hitter memukul bola 
Tugas dari si-Pemukul / Hitter adalah, berusaha sebaik dan sejauh mungkin memukul bola ke daerah permainan “Fair Territory”, seperti yg ditunjukkan oleh line yg berwarna kuning. Jika bola yg terpukul (ke arah line berwarna merah) keluar dari daerah permainan “Foul Territory”, maka dianggap sebagai Pukulan yg gagal dan dihitung “Strike” keuntungan bagi Pitcher. Setelah bola terpukul,maka Hitter harus melepaskan “Bat” ditanah dan berlari kearah Base, sejauh & sebanyak Base yg bisa dia capai (ke arah panah yg berwarna biru), dan berusaha jangan sampai di-OUT-kan (misalnya Tag Play) oleh tim Defense. Setiap Pemain Offense ( Hitter / Runner ), yg berhasil mencapai ke-4 Bases (kembali ke Home Plate) dan berlanjut pada pemukul berikutnya, dia telah berhasil menciptakan 1 angka untuk tim-nya. Jika seorang Pemukul / Hitter, dapat memukul dengan keras dan jauh melebihi jarak “Out Field”, maka dia dapat dengan mudah mencapai semua Base hingga kembali ke Home Plate tanpa harus di-Out-kan oleh tim Defense, dan dia berhasil menyumbangkan 1 angka, dan berhak mendapatkan predikat “HOMERUN” untuk tim-nya. (lihat line kuning “homerun”)
5.    Strikes 
Setiap Pemukul diberikan 3 kali kesempatan untuk memukul Bola dari Pitcher. Jika Pitcher berhasil melempar Bola 3 kali tepat masuk ke dalam Strike Zone tanpa dipukul oleh Hitter, maka si-Pemukul / Hitter dinyatakan “OUT“ dan harus keluar lapangan kembali menuju Dugout. Dalam gambar ditunjukkan contoh lemparan bola „STRIKES“, yg diputuskan oleh Plate Umpire dengan menggerakkan tangannya. Definisi daerah Strike Zone, bisa kembali melihat Point 3 diatas.

6.    Balls 
Karena bola “Strikes“ sering kali pula begitu mudah untuk dipukul oleh Hitter, sehingga Pitcher terkadang juga melepaskan Pitch atau melemparkan bola diluar Strike Zone untuk mengecohkan si-Pemukul, dan memaksanya melakukan ayunan “Swing“ atau memukul bola-bola jelek (Balls). Namun, hal ini jangan sampai berlebihan, karena jika Pitcher 4 kali melakukan lemparan diluar Strike Zone (Balls) dan Hitter tidak terkecoh dan tidak melakukan Swing atau Pukulan, maka setelah 4 Balls si-Pemukul / Hitter dibolehkan menuju Base pertama, tanpa harus memukul bola terlebih dahulu (Free Walk – keuntungan buat Hitter). Untuk itu, Plate Umpire bertugas juga menghitung “Count“ antara “Balls“ dan “Strikes“ yg terjadi dalam setiap Pitch. Duel antara Hitter dan Pitcher akan berakhir, jika:
- Hitter “OUT“ karena telah 3 kali tidak dapat memukul bola Strikes. Atau
- Hitter boleh dan bebas menuju Base pertama karena Pitcher telah melakukan 4 kali Balls, Atau
- Hitter memukul bola ke daerah permainan, dan berlanjut menjadi Runner.
- Hitter terkena lemparan "Wildpitch" Pitcher baik sengaja atau tidak sengaja, dan Hitter boleh dan bebas menuju Base pertama. Hal semacam ini, dinamakan "Hit-by-pitch"

7.    Baserunning 
Setiap Hitter yg telah memukul bola ke daerah permainan, berlanjut sebagai Pelari
(Baserunner). Dia berusaha berlari secepatnya kearah Base, sejauh & sebanyak Base yg bisa dia capai, selama pemain Defense berusaha menangkap & mengkontrol bola pukulan Hitter dan melemparkan kembali pada pemain defense lainnya “Infielder“ untuk meng-OUT-kan Runner dan mengamankan permainan. Jika Runner sedikitnya mencapai 1st Base, sebelum pemain Defense melemparkan bola pada Infielder 1st Base-man, maka Runner berhasil mendapatkan dan berdiri diatas Base pertama dan selanjutnya menunggu Hitter berikutnya yg akan memukul bola. Pada setiap Base hanya diperbolehkan satu Runner menempati masing-masing Base. Dalam permainan Baseball,selama bola hidup (Play Ball) Baserunner diperbolehkan dan dapat setiap saat meninggalkan Base, tanpa bergantung pada gerakan Pitching untuk mencuri Base (Base Stealing) berlari menuju Base berikutnya. Hal ini berbeda dengan Permainan Softball, dimana dalam keadaan Play Ball bola berada ditangan Pitcher diwilayah lingkaran zone Pitch, Baserunner harus berdiri diam diatas Base sampai menunggu lemparan Pitch dilakukan.

8.    Fly Out
            Tim Defense bertugas, secepat mungkin menghasilkan 3 “OUT”, yaitu mematikan 3 pemain tim lawan, baik itu Hitter ataupun Baserunner. Jika berhasil, maka permainan akan bergantian, tim yg tadi sebagai Defense meninggalkan Infield & Outfield untuk selanjutnya menjadi tim Offense yg memukul & berlari untuk menciptakan angka.
Untuk mematikan lawan dan menghasilkan 3 OUT, tim Defense memiliki beberapa kemungkinan. Seperti halnya di gambar 5 yg telah diterangkan sebelumnya, bahwa tim Offense dalam hal ini Hitter dinyatakan OUT karena 3 kali tidak dapat memukul bola dan mendapatkan 3 kali Strikes, atau disebut “Strike Out”. Kali ini, pemain tim Offense juga dinyatakan OUT, jika bola yg dipukulnya langsung dapat ditangkap diatas udara oleh pemain Defense, tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu (Fly Out).

9.    Force Out 
Pemain tim Offense dinyatakan OUT pula, jika tim Defense berhasil meng-kontrol bola yg dipukul Hitter dan secepat mungkin melemparkan pada 1st Base-man yg menguasai Base, sebelum Runner mencapai 1st Base. Karena Hitter terpaksa harus lari, setelah dia memukul bola ke daerah permainan,dan kalah cepat dengan bola yg ditangkap lebih dulu oleh 1st Base-man di Base-nya, hal ini kita sebut “Force Out”. Apakah Bola atau Runner yg lebih dulu mencapai Base, hal ini diputuskan oleh Field Umpire (dalam gambar, berdiri mengangkat tangan & memakai kostum biru muda).

10.    Safe 
Lain halnya, jika Hitter / Runner berhasil mencapai Base sebelum bola ditangkap Infielder di Base-nya, maka dia mendapatkan “Safe” dan boleh diam berdiri di Base yg dicapainya. Dalam hal ini, berlanjut pada Pemukul berikutnya dan berusaha menolong Baserunner didepannya untuk mencapai Base selanjutnya. Dalam gambar terlihat pula, Field Umpire memberikan tanda Safe dengan membuka atau melebarkan tangan kiri dan kanannya.
11.    Base Hit 
Seorang Hitter yg berhasil memukul bola melewati Infielder, sehingga dia dengan mudah dapat mencapai 1st Base, dapat pula memiliki kesempatan mencapai Base-base berikutnya, bergantung pada kemampuannya memukul bola dengan baik, keras dan jauh hingga sulit dikontrol oleh pemain defense.

12.    Steal 
Seorang Baserunner dengan Resikonya, dapat setiap saat meninggalkan Basenya dan berusaha mencapai Base berikutnya, tanpa menunggu hasil Pukulan Hitter teman satu tim-nya, sebelum pemain Defense berusaha mematikannya “OUT” dengan melakukan Tag Play. Karena Runner dengan ini berusaha dan bermaksud mencapai Base berikutnya tanpa sepengetahuan tim Defense, maka hal ini disebut “Base Stealing”.

13.    Tag Out 
Kesempatan lainnya, tim Defense untuk mematikan lawan atau melakukan OUT Baserunner, adalah mematikan Baserunner dengan bola, pada saat Baserunner tidak berdiri atau berada di Base-nya. Semua Bases adalah Safe-zone para Baserunner, yakni daerah aman untuk berdiri, tanpa gangguan dan resiko dimatikan oleh tim Defense.
Namun jika Baserunner meninggalkan Base-nya, untuk memperpendek jarak menuju Base berikutnya, maka tim Defense hanya dapat mematikan Runner melalui Tag (menyentuhkan bola yg ada ditangannya (Glove) pada Runner), hal tsb. dinamakan Tag Out.

14.    Double Play 
Hal yg sulit dilakukan tim Defense, mematikan 2 pemain lawan (Offense) sekaligus adalah Double Play, bahkan 3 pemain sekaligus (Triple Play). Karena disetiap Base hanya boleh ditempati 1 Baserunner, maka setiap bola yg dipukul HIT oleh pemain 1 timnya, Baserunner yg persis berada didepannya harus dng terpaksa mengosongkan Base (yg akan dicapai Hitter atau Runner sebelumnya) menuju Base-berikutnya, hal ini dinamakan (Force Play). Contohnya, seorang Baserunner sebelumnya berdiri di 1st Base, setelah bola dipukul HIT selanjutnya oleh Hitter teman 1 tim-nya, maka dia harus dan terpaksa dalam keadaan apapun mencapai 2nd Base, walaupun kemungkinannya sangat kecil sekali. Tim Defens dalam hal ini, dapat berusaha pertama kali meng-kontrol bola dan melemparkan bola ke 2nd Base untuk mematikan Runner di 2nd Base tanpa melakukan Tag Out dan selanjutnya secepat mungkin melemparkan bola ke 1st Base untuk sekaligus mematikan Hitter yg berlari menuju 1st Base tanpa melakukan Tag Out. Begitu pula halnya dengan Triple Play.


15.    Pemenang dalam Sebuah Pertandingan Baseball 
Pemenang dalam Sebuah Pertandingan Baseball adalah Tim yg mencapai angka tertinggi setelah Inning 9 (Inning terakhir) selesai. Di dalam pertandingan Baseball biasanya tidak berlaku angka SERI, jika kedua Tim memiliki angka yg sama atau SERI di penghabisan Inning terakhir, maka pertandingan akan terus dilanjutkan di Inning berikutnya, sampai salah satu Tim memiliki angka tertinggi di akhir Inning tambahan. Setelah pertandingan usai, kedua tim akhirnya saling bersalaman atau bertepuk tangan (TOS) sebagai tanda Sportifitas kita. 

C. PERWASITAN PERMAINAN SOFTBALL

a.         Umpire (Wasit dalam Softball)
Softball banyak digemari karena permainan ini sangat menyenangkan dan membutuhkan strategi yang jitu, namun pada dasarnya olahraga ini termasuk dalam kategori yang sulit. Baik sulit dari segi permainan maupun sulit dari segi peraturan permainannya. Untuk itu umpires (wasit) dalam permainan ini harus benar-benar menguasai peraturan permainan dan peraturan untuk upires itu sendiri. Dalam konteks ini masih banyak mahasiswa-mahasiswa yang belum sepenuhnya mengerti akan pentingnya peraturan tentang wasit itu sendiri. Oleh karena itu makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah permainan softball namun juga untuk kita semua dalam hal mempelajari peraturan-peraturan umpires dalam softball mengingat olahraga ini banyak digemari dan tidak terjadi kesalahan dalam permainannya.
      
b.      Umpire pertandingan
Dalam pertandingan softball terdapat minimal satu orang hingga tujuh orang hakim atau wasit (umpire). Terdapat satu orang plate umpire dan tiga wasit marka yang menjaga pertandingan. Selebihnya wasit memantau daerah luar. Dalam pertandingan fast pitch dihakimi oleh empat wasit (satu plate umpire, tiga wasit marka).
Istilah untuk seorang wasit adalah “blue”, disebabkan seragam mereka selalu berwarna biru. Posisi seorang wasit adalah berdiri di belakang penangkap bola dan pemukul bola. Berfungsi untuk melihat arah datangnya bola yang dilempar pelempar bola ke penangkap bola apakah itu strike atau ball. Wasit juga mengawasi jalannya permainan dengan cermat untuk menentukan peristiwa yang sebenarnya terjadi dan menjaga agar pemain mematuhi peraturan.
Sebagai pemimpin pertandingan adalah Umpire plate. Karena sifatnya sebagai pemimpin pertandingan, kekuasaan umpire plate dalam sebuah pertandingan softball adalah mutlak, Walaupun dapat diprotes (appealed) keputusannya tidak dapat diganggu gugat apabila protes yang dilakukan pemain atau pelatih atau manager team menyangkut ajustment, tapi protes dapat dilakukan dan dapat diterima apabila protes dilaukan terhadap salah penerapan rules. Seorang wasit dapat mengeluarkan siapa saja baik pemain atau bahkan seorang pelatih keluar lapangan, jika menurut wasit mengganggu jalannya pertandingan.

c.       Weweang dan kewajiban
Para wasit adalah wakil wakil liga atau organisasi yang ditugaskan pada sebuah pertandingan, dan sebagai petugas, diberi wewenang dan diharuskan memberlakukan setiap section peraturan di buku ini. Mereka berhak memerintahkan seorang pemain, pelatih, kapten regu atau manajer melakukan atau tidak melakukan tindakan apapun yang menurut penilaiannya perlu guna memberi kekuatan dan dampak pada salah satu atau semua aturan ini dan berwenang mengenakan hukuman seperti diatur di peraturan ini. Wasit kepala (plate umpire) punya kewenangan mengambil keputusan pada situasi manapun juga yang belum diatur oleh peraturan ini.

d.      informasi untuk wasit

1.      Wasit tidak boleh anggota salah satu regu (yang bertanding). Contoh: pemain, pelatih, manajer, petugas, pencatat angka atau sponsor.
2.      Wasit harus yakin akan tanggal, waktu dan tempat pertandingan dan harus tiba ditempat tugas 20-30 menit sebelum waktu pertandingan harus dimulai, kemudian memulai pertandingan pada waktunya dan baru meninggalkan lapangan ketika pertandingan usai.
3.      Wasit putra maupun putri harus mengenakan

  Kemeja lengan panjang atau lengan pendek berwarna biru muda (powder blue).
  Kaus kaki biru tua (dark navy blue).
  Celana warna biru tua.
  Topi (cap) berwarna biru tua dengan aksara “ISF” berwarna putih bergaris warna biru tercantum dibagian depan.
  Tas bola berwarna buru tua (hanya wasit kepala)
  Jas atau ‘sweater’ warna biru tua.
  Sepatu dan ikat pinggang berwarna hitam.
  Kaus dalam oblong berwarna putih dipakai di dalam kemeja biru muda.

4.      Wasit tidak dibenarkan memakai perhiasan yang tampak keluar yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. KECUALI: Gelang dan/atau kalung Informasi Keadaan Medis Khusus (Medical Alert Bracelets) – misalnya memberi tahu pemakai penderita diabetes, pemakai pacu jantung atau peka penisilin, d.s.b.).
5.      Wasit kepala di Fast Pitch
 Harus memakai kedok pelindung wajah, berlapis bantalan hitam atau coklat dan pelindung tenggorokan berwarna hitam (Pelindung tenggorokan dari kawat yang terpasang di pelindung wajah juga dapat dipakai sebagai ganti pelindung tenggorokan khusus).
 Disarankan untuk juga memakai pelindung tubuh dan pelindung betis (tulang kering).
6.      Para wasit harus memperkenalkan dirinya kepada kedua kapten, manajer dan pencatat angka (scorer).
7.      Para wasit harus meneliti sempadan/ batas lapangan, peralatan dan menjelas-kan semua peraturan setempat (lokal – ground rules) kepada ke dua regu dan para pelatihnya.
8.       Setiap wasit memiliki kewenangan mengenyampingkan/ mangabaikan atau membuat keputusan atas pelanggaran yang dilakukan selama waktu pertandingan berjalan atau selama pertandingan ditunda sampai pertandingan selesai seluruhnya.
9.      Tak seorangpun wasit punya wewenang untuk mengenyampingkan/mengabaikan atau mempersoalkan keputusan yang dibuat oleh wasit lain yang dilakukan dalam batas batas kewenangannya masing masing seperti diuraikan dalam peraturan ini.
10.   Seorang wasit dapat berkonsultasi dengan rekan sesama wasit setiap waktu. Namun keputusan akhir tetap ada di tangan wasit yang secara eksklusip berwenang atas keputusan itu walaupun ia telah meminta pendapat rekannya wasit lain.
11.  Guna mendefinisikan kewajiban masing masing, maka wasit yang menentukan putusan apakah lemparan pitch strike atau ball akan disebut “Wasit Kepala” (“Plate Umpire”), sedangkan wasit wasit yang mengambil keputusan atas permainan di sekitar base disebut “Wasit Base” (“Base Umpire”).
12.  Wasit kepala dan wasit base punya wewenang yang sama dan setara untuk

  Menyatakan pelari mati karena lepas dari base terlalu dini.
  Menyatakan “Jeda” (“Time”) untuk menunda pertandingan.
  Mengeluarkan atau mengusir pemain, pelatih atau manajer dari pertandingan akibat suatu pelanggaran.
  Menyatakan lemparan pitch tidak sah. 5. Menentukan dan menyatakan adanya “infield fly”.
13.  Wasit akan menyatakan pemukul atau pelari mati tanpa perlu menunggu adanya gugatan untuk membuat putusan itu dalam semua kasus ketika pemain pemain itu dimatikan sesuai dengan aturan aturan ini.

CATATAN: Kecuali digugat, wasit tidak menyatakan seorang pemain mati atau memberinya hukuman karena alpa menyentuh base, meninggalkan base terlalu dini pada bola pukul lambung, memukul tidak sesuai dengan giliran pukulnya, menjadi pemain cadangan yang menggantikan pemain lain tanpa dilapor-kan kepada wasit, menjadi pemain yang bermain kembali secara tidak sah sesudah diganti (illegal re-entry), pemain pengganti atau pemain yang sudah diganti dan kembali lagi bermain tanpa dilaporkan, atau menjadi pelari yang berganti posisi dengan pelari lain atau berusaha maju ke base2 setelah sampai di base1 seperti yang di uraikan pada peraturan ini.
14.  Wasit tidak boleh memberi sebuah regu hukuman untuk pelanggaran aturan kalau pemberlakuan hukuman itu malah menguntungkan regu yang bersalah.
15.   Kealpaan wasit mematuhi Aturan 10 tidak dapat dijadikan dasar untuk melancarkan protes. Aturan ini semata mata adalah panduan dan petunjuk bagi para wasit.

e.       wasit kepala  (PLATE UMPIRE)

1.      Mengambil posisi di belakang punggung catcher. Ia sepenuhnya berwenang dan bertanggung jawab untuk mengatur pertandingan agar berjalan secara tertib dan dengan semestinya.
2.      Menentukan apakah lemparan pitch strike atau ball.
3.      Dengan kesepakatan dan kerja sama dengan wasit base, membuat keputusan tentang permainan (plays) yang terjadi, membuat penilaian tentang bola pukul, fair atau foul, tertangkap secara sah atau tidak sah. Pada permainan permainan yang mengharuskan wasit base meninggalkan infield, wasit kepala mengambil alih tugas dan kewajiban yang biasanya dipikul wasit base itu.
4.      Akan menentukan dan menyatakan apakah pemukul memukul ketok atau mengampak bola, atau bola pukul menyentuh tubuh atau pakaian pemukul.
5.     Mengambil keputusan di base jika perlu.
6.     Menentukan apakah pertandingan di ‘forfeit’ atau tidak
7.      Menjalankan semua tugas dan tanggung jawab jika bekerja sebagai wasit tunggal dalam pertandingan itu.

f.  wasit base (BASE UMPIRE)
1.      Mengambil posisi di lapangan permainan sedemikian rupa sesuai dengan sistem perwasitan yang dipakai (yang relevan).
2.      Membantu wasit kepala dengan segala cara, untuk memberlakukan semua aturan permainan.

g.      tanggung jawab wasit tunggal&pergantian wasit

Jika hanya seorang wasit saja yang diberi tugas memimpin pertandingan, kewajiban dan wewenangnya akan menyebar ke segala hal. Posisi awal wasit pada setiap lemparan pitch adalah dari belakang plate. Pada setiap bola pukul atau permainan yang berkembang dan berjalan, wasit akan pindah dari belakang plate ke infield guna mencari posisi terbaik mengamati setiap permainan yang dapat terjadi.
Sesuai kesepakatan regu regu yang bertanding, wasit sebuah pertandingan tidak boleh diganti, kecuali ia tak lagi mampu akibat cedera atau menderita sakit.

h.       penilaian wasit (UMPIRE’S JUDGMENT)
Tak boleh ada gugatan untuk setiap keputusan wasit manapun, atas dasar sangkaan bahwa ia salah menentukan apakah sebuah pukulan fair atau foul,pelari mati atau selamat, bola pitch strike atau ball, atau atas permainan manapun juga yang menyangkut kecermatan penilaian atau pengamatan. Keputusan seorang wasit tidak boleh dibatalkan oleh wasit lain, kecuali jika ia yakin bahwa justru telah terjadi pelanggaran atas aturan aturan ini. Dalam hal manajer, kapten, atau salah satu regu mencoba agar sebuah keputusan dibatalkan semata mata atas dasar penafsiran salah satu titik di aturan, wasit yang keputusannya sedang dipertanyakan, jika ragu, dapat membahasnya dahulu dengan rekan wasitnya sebelum mengambil keputusan final. Namun, dalam keadaan manapun juga, tak seorangpun pemain atau individu, selain manajer atau kapten regu, mempunyai hak yang sah melancarkan protes atas sebuah keputusan dan kemudian menuntut agar dibatalkan, atas dasar bahwa keputusan itu bertentangan dengan aturan aturan ini.
Dalam keadaan apapun juga seorang wasit tidak boleh mengupayakan pembatalan keputusan seorang rekannya wasit lain, ataupun mencela keputusan atau mencampuri tugas tugas rekannya kecuali jika diminta wasit yang bersangkutan.
Wasit, yang melakukan pembahasan bersama, dapat melakukan koreksi pada suatu situasi dimana pembatalan keputusan seorang wasit, atau keputusan wasit yang tertunda, menempatkan pemukul-pelari pada posisi dapat dimatikan (in jeopardy), atau merugikan posisi regu jaga.
CATATAN: Koreksi ini tidak dimungkinkan lagi setelah sebuah lemparan pitch sah ataupun tidak sah dilakukan, atau kalau semua pemain jaga telah meninggalkan daerah fair.
    

i. Tanda signal
1.     Untuk memberi tanda bahwa pertandingan akan dimulai, atau dilanjutkan, wasit meneriakkan “PLAY BALL”, dan pada saat yang sama memberi tanda bahasa tubuh kepada pitcher untuk melempar pitch.
2.      STRIKE ditandai dengan mengangkat tangan kanan ke atas, dan jari jari menunjukkan hitungan strike sambil meneriakkan “STRIKE” dengan suara yang tegas, dan jelas diikuti dengan jumlah strike saat itu.
3.      Untuk menandakan lemparan pitch BALL, tidak diberikan dalam bentuk tanda dengan tangan.
4.      Untuk memberi tanda HITUNGAN (COUNT) ball dan strike, maka hitungan ball disebutkan dahulu baru disusul dengan hitungan strike.
5.      Untuk memberi tanda telah terjadi pukulan FOUL, wasit menyerukan “FOUL BALL” dan mengulurkan lengannya menjauhi diamond sesuai arah bola.
6.      Untuk menunjukkan FAIR BALL, wasit mengarahkan lengannya ke arah diamond, sambil menggerak-gerakkannya seakan akan melakukan tonjokan atau memompa.
7.     Untuk menunjukkan pemukul atau pelari mati (OUT), wasit mengangkat tangan kanannya ke atas bahunya, dengan tangan terkepal.
8.     Untuk menunjukkan bahwa pemain SAFE, wasit merentangkan kedua tangannya mendatar ke samping tubuhnya, telapak tangan menghadap ke bawah.
9.      Untuk menunjukkan penundaan pertandingan, wasit menyerukan “TIME” atau “JEDA” sambil mengulurkan kedua lengannya di atas kepalanya. Wasit yang lain segera menyambut dengan gerakan yang sama.
10.  Untuk menunjukkan keadaan bola mati tertunda (DELAYED DEAD BALL), wasit mengulurkan lengan kirinya mendatar dengan tangan terkepal.
11.  Untuk menandakan adanya situasi TRAPPED BALL wasit menjulurkan kedua lengannya mendatar ke samping tubuh, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
12.  Untuk menunjukkan pukulan yang menurut aturan lokal dianggap pukulan dua base (GROUND RULE DOUBLE), wasit mengulurkan tangan kanannya di atas kepalanya sambil menunjukkan dua jarinya sebagai tanda jumlah base yang dianugerahkan.
13.  Untuk menunjukkan HOME RUN, wasit mengulurkan tangan kanan yang dikepalkan di atas kepalanya sambil memutar mutarkan lengan itu searah jarum jam.
14.  Untuk menunjukkan INFIELD FLY, wasit menyerukan “INFIELD FLY JIKA FAIR, BATTER OUT.” Sambil mengulurkan salah satu lengannya ke atas kepalanya.
15.  Untuk menandakan agar pitcher TIDAK MELEMPAR PITCH, wasit mengangkat satu tangannya dengan telapak menghadap pitcher. Jika pitcher tetap melempar pitch wasit menyatakan “NO PITCH” (“BUKAN PITCH”).

i.               Menunda pertandingan (SUSPENSION OF PLAY)

1.      Wasit dapat menunda sementara pertandingan, jika menurut penilaiannya, memang perlu ditunda dahulu.
2.      Permainan ditunda ketika wasit meninggalkan posisinya untuk membersihkan plate, atau melakukan tugas lain yang tidk terkait langsung dengan mengawasi pertandingan.
3.      Wasit menunda dahulu pertandingan ketika batter, atau pitcher melangkah meninggalkan posisinya dengan alasan yang dapat disahkan.
4.      Wasit tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala pitcher telah memulai gerakan windup.
5.      Wasit tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala suatu permainan masih sedang berlangsung.
6.      Dalam hal terjadi cedera, kecuali jika wasit berpendapat cedera yang terjadi cukup parah (sehingga membahayakan keselamatan pemain), wasit belum akan menyerukan “TIME” sampai semua permainan yang sedang berlanjut telah usai atau pelari telah menduduki di base-nya masing masing.
7.      Dalam hal terjadi cedera, dan jeda pertandingan diumumkan, bola mati dan pelari dapat diberi anugerah satu atau lebih base yang akan dapat dicapainya jika tidak terjadi peristiwa yang menyebab-kan cedera itu.
  Wasit tidak menenuda pertandingan atas permintaan seorang pemain, pelatih atau manajer sampai semua tindakan oleh kedua regu telah selesai sempurna.
   (HANYA SP) Manakala, menurut pendapat wasit, semua permainan yang sedang berlangsung tampak sudah selesai sempurna, wasit baru menyerukan “TIME”.



J . Pelanggaran dan ganjaran ( VIOLATIONS AND PENALTIES)

1.       Pemain, pelatih, atau manajer tidak boleh mengeluarkan kata kata kotor, kata kata yang merendahkan atau menghina tentang atau kepada pemain lawan, officials, petugas pertandingan, atau penonton, atau berperilaku atau menunjukkan perilaku dan sikap yang dapat dipandang tidak sportif.
2.      Ganjaran untuk pelanggaran oleh pemain dapat berupa PENGUSIRAN dengan segera, atau pelanggar DIKELUARKAN dari pertandingan.
3.      Ganjaran atas pelanggaran oleh manajer, pelatih atau petugas regu lainnya adalah
  Bagi pelanggaran pertama, diberi peringatan.
  Pelanggaran berikutnya, atau jika pelanggaran pertama sudah dianggap wasit bersifat pelanggaran berat, pelanggar DIUSIR dari pertandingan.
CATATAN: Jika pelatih kepala yang diusir dari pertandingan, ia harus memasukkan nama pelatih sebagai penggantinya sepanjang sisa pertandingan.
4.      Pemain yang DIKELUARKAN dari pertandingan masih dibenarkan duduk di bangku pemain, namun tidak lagi boleh ikut serta bermain kecuali berfungsi sebagai ‘coach’.
5.      Pemain, manajer, pelatih atau anggota regu lainnya yang DIUSIR dari pertandingan, harus segera meninggalkan lapangan ke ruang ganti (dressing room) selama sisa pertandingan.
6.      Perlawanan atas keputusan PENGELUARAN atau PENGUSIRAN oleh seseorang untuk segera meninggalkan pertandingan akan berakibat diberikannya kemenangan kepada regu lawannya (forfeiture).































BAB III

PENUTUP

a.  Kesimpulan

Mengingat perkembang softball dari permainan rekreasi menjadi suatu cabang olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut, harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu. Kemudian lahirlah Federasi Softball Internasional (International Softball Federation). Badan inilah yang akhirnya membuat perturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan softball di Indonesia, diperlukan suatu badan yang mengaturnya, maka dibentuklah Organisasi Induk dengan nama PERBASASI (Perserikatan Baseball & Softball Amatir Seluruh Indonesia). Dengan adanya wadah PB. PERBASASI ini mulailah diadakan kompetisi softball tingkat nasional. Serta kompetisi tingkat daerah khusunya sulawesi tengah.

b.  Saran
Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang menarik namun karna banyak istilah-istilah dalam bahasa asing sehingga menyulitkan pemain. Jadi agar olahraga ini perkembangannya diindonesia tidak memngalami kesulitan. Maka perlu perhatian serius PERBASASI (Perserikatan Baseball & Softball Amatir Seluruh Indonesia) untuk pengaplikasiannya dalam masyarakat, khusnya pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.  










DAFTAR PUSTAKA

International Softball Federation. Softball rules.
Piet Burhanudin. Terjemahan International Softball rules 2010 - 2013. Aturan 10. Wasit (umpires). hal 95
Wilson John & Jacob R. Phil. 2004. Softball & Baseball Rules. Lousville. Sport Generation.
http://www.iscfastpitch.com/index.php?page=rules_and_forms. Diakses pada, 11 juni 2012 pukul 22.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Sofbol diakses pada, 14 juni 2012 pukul 19.00 WIB
WWW. Geoggel. Com
www.blogger.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar